Akhlaq Dalam Menyikapi Perbedaan

Akhlaq Dalam Menyikapi Perbedaan
Akhlaq Dalam Menyikapi Perbedaan


Bismillah . .
Seringkali orang menghujat kepada sesama Muslim yang berbeda dalam menjalankan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Padahal perbedaan selama merujuk pada dalil yang Shahih, maka kita tidak boleh kita menyikapi perbedaan tersebut sebagaimana kita menyikapi perbedaan dengan orang kafir.
Sunah itu pasti ada perbedaan. Tidak ada sunnah yang tidak ada perbedaan, karena tidak ada dalil yang menyebutkan hal tersebut. Para Ulama pun berbeda dalam menjalankan Sunnah. Imam Malik berbeda dengan Imam Ahmad. Ibnu Umar Ra berbeda dengan Ibnu Abbas Ra. dan masih banyak lagi Ulama yang berbeda dalam menjalankan Sunnah. Namun Masyaa Allah, walaupun mereka berbeda tetapi ketika mereka memiliki manhaj dan akhlaq yang baik, perbedaan itu tidak menjadikan mereka saling membenci.
Misal saja Utsman bin Affan Ra, beliau jika safar atau berpergian Shalatnya 4 raka'at atau tidak di qashar. Jarang sekali beliau mengqashar. Sedangkan Abdullah bin Mas'ud Ra ketika beliau safar itu Shalatnya mengambil rukhsah atau keringan menjadi 2 raka'at. Tapi ketika Abdullah bin Mas'ud Ra safar bersama Utsman bin Affan Ra, maka perkataan atau pendapat dari Utsman bin Affan Ra tidak pernah disanggah oleh Abdullah bin Mas'ud Ra. Dan beliau mengikuti apa yang dilakukan oleh Utsman bin Affan Ra.
Ditanyakan kepada Abdullah bin Mas'ud Ra, "kenapa kamu tidak mempertahankan keyakinanmu ?". Beliau menjawab : "Perbedaan itu buruk, selama masih bisa ditolerir maka mari kita perlihatkan Akhlaq yang baik". Begitulah Akhlaq para Ulama dalam menyikapi perbedaan dalam menjalankan Sunnah selama berdalil yang Shahih. Berbeda dengan kebanyakan Umat Islam saat ini yang saling membenci karena ada yang qunut ada yang tidak. Ada yang celananya cingkrang ada yang tidak. Dan masih banyak perbedaan-perbedaan yang menjadikan Umat Islam saling membenci padahal perkara-perkara tersebut sama-sama memiliki dalil yang Shaih.
Para Sahabat ketika bersama-sama Safar dan ada perbedaan dalam suatu hal. Maka mereka tidak saling memberikan aib ketika mereka berbeda. Begitulah para Ulama yang sangat mulia Akhlaqnya dalam menyikapi perbedaan.
Semoga Bermanfaat.
Wallahu A'lam Bishowab.
Penulis : Sofian Slamet Utomo
Rujukan : Ceramah Ustadz Oemar Mita. Lc
Previous
Next Post »