Kemarahan Itu Senjata Bagi Syaitan

Kemarahan Itu Senjata Bagi Syaitan
Kemarahan Itu Senjata Bagi Syaitan


Semua umat manusia pasti sudah penah merasakan apa itu kemarahan. Bahkan tak jarang dari kita itu mersakan emosi dan kemarahan yang sangat besar hingga tidak dapat mengendalikan diri. Sifat marah itu tidak akan bisa luput dari diri manusia, karena kita itu memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan tidak akan mau untuk menyelisihi keinginannya sendiri.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah” Hadits Riwayat Muslim no. 2603.
Bersamaan dengan perkara itu, sifat emosional merupakan bara api yang sedang dikobarkan oleh syaiton di dalam hati setiap manusia yang berfungsi untuk merusak agama dan diri mereka sendiri, karena dengan adanya kemarahan seseorang bisa menjadi gelap mata atau buta akan segalanya sehingga dia bisa melakukan berbagai tindakan atau mengucapkan beberapa perkataan yang berakibat buruk bagi dirinya sendiri dan agamanya.
Oleh karena itu, meskipun kita tidak luput dari sifat marah akan tetapi kita harus mampu untuk meredam hawa nafsu kita untuk meluapkan kemarahan yang cukup besar itu karena Allah Ta’ala .
Allah berfirman pada salah satu ayat yang ada pada Al-Qur’an :
“Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang menafkahkan (harta mereka) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Ali ‘Imran:134).
Didalam ayat tersebut berarti Allah menyukai setiap manusia yang dapat menahan rasa amarahnya hingga dia tidak melakukan apapun untuk memuaskan nafsunya. Apalagi jika kita sanggup untuk memaafkan kesalahan orang tersebut dalam waktu kurang dari 3 hari.
Dalam sebuah hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” Hadits Riwayat al-Bukhari no. 5763 dan Muslim no. 2609..
Jadi kita bisa dikatakan orang yang kuat jika kita itu memiliki sifat sabar hingga kita dapat mengendalikan diri supaya tidak jatuh pada perkelahian antar umat muslim. Dan jika kita mampu mengendalikannya berarti kita sudah mampu mengendalikan musuh paling besar bagi manusia yaitu hawa nafsu.
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah Ta’ala akan memanggilnya (membanggakannya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia sampai (kemudian) Allah membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya”. HR Abu Dawud no. 4777.
Dalam hadits tersebut kita dijanjikan bidadari yang dapat kita pilih sendiri sesuai apa yang kita sukai. Apakah kita tidak mau jika diberi kenikmatan oleh Allah karena menahan rasa amarah yang kita miliki.
Seorang muslim yang sudah terbiasa untuk mengendalikan hawa nafsunya, maka dalam segala keadaan dia pasti dapat berkata dan bertindak dengan benar, karena ucapan dan perbuatannya tidak dipengaruhi oleh hawa nafsunya.
Dan asal kalian ketahui bahwa segala sifat kemarahan itu dapat menimbulkan kebencian dan perselisihan antara umat islam. Karna sedikit amarah saja sesama umat muslim dapat terpecah belah dan saling menghujat. Padahal kita itu tidak diperbolehkan untuk menyimpan rasa dendam kapada sesama muslim.
Semoga Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita segala petunjuknya untuk memiliki sifat-sifat yang sabar dan tidak mudah marah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.Aamiin
Penulis : Roziqin (Ikin Temanggung)
Previous
Next Post »